Pola Makan Sehat : Upaya Memutus Mata Rantai Stunting
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda
Oleh : Neni Nur Hayati
Aktivis Nasyiatul Aisyiyah
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda
Oleh : Neni Nur Hayati
Aktivis Nasyiatul Aisyiyah
diunduh pada 5 November 2018
Periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai
sejak 270 hari dalam kandungan hingga 730 hari sejak si kecil lahir menjadi hal
sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Dimana masa ini
dijadikan sebagai penentu kualitas generasi yang akan datang dan terhindar dari
masalah kekurangan gizi kronis pada anak balita
(stunting).
Di 1000 hari pertama kehidupan akan sangat erat kaitannya dengan pola
asuh, pola makan dan sanitasi yang dilakukan oleh para orang tua. Karena bila tiga
komponen ini tak terpenuhi dengan baik, akan sangat membahayakan proses selama
masa kehamilan dan menganggu tumbuh kembang janin. Bahkan bisa beresiko
melahirkan bayi prematur dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) hingga kematian atau gangguan pertumbuhan
pasca lahir.
Penyebab lain masalah gizi kronis adalah pernikahan usia dini (di bawah
18 tahun). Perempuan yang menikah di usia muda serta remaja putri yang sering
mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah juga berpotensi melahirkan
bayi stunting. Oleh karenanya, menghindari pernikahan usia dini sudah menjadi tugas bersama.
Sebagai seorang ibu tentunya ingin memberikan segala yang
terbaik untuk calon buah hati. Momen emas tumbuh kembang janin yang dimulai
sejak calon ibu dinyatakan hamil tentu tidak boleh disia - siakan. Agar proses
trisemester pertama, kedua dan ketiga dapat dilalui dengan baik, maka tentunya
segala hal persiapan dan pemahaman harus dipersiapkan secara matang. Mulai dari
pemilihan tenaga medis sampai persiapan tempat persalinan.
Pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi janin,
asupan nutrisi dan berat badan bayi adalah hal yang wajib untuk dilakukan agar
bisa terpantau kesehatan janin juga ibu hamil dari masa ke masa. Kondisi janin
akan dikatakan baik dan sehat apabila ibu hamil makan makanan bergizi, meminum vitamin
dan tablet penambah darah yang diberikan tenaga medis, melakukan imunisasi serta
menghindari gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi alcohol, minum
obat – obatan tanpa resep dokter serta menghindari makanan mentah (Richard,
2018). Tak lupa, melakukan olahraga yang rutin dengan intensitas ringan juga
baik dilakukan selama kehamilan diantaranya jalan santai dan pernatal yoga.
Namun, ibu hamil juga patut waspada pada bahaya
kehamilan misalnya ketuban pecah dini, pendarahan selama hamil, mengalami
kejang, dan lain – lain. Faktor yang bisa menjadi bahaya kehamilan bisa
dihindari sejak dini dengan melakukan kebiasaan yang baik dan selalu melakukan
konsultasi dengan tenaga medis. Pilih juga tempat persalinan yang memiliki
fasilitas lengkap agar ketika ada hal yang dianggap membahayakan bisa ditangani
dengan cepat untuk keselamatan ibu dan bayi.
Pola Makan yang Sehat
Pasca melahirkan, sebagai seorang ibu tentunya akan
berupaya semaksimal mungkin kepada sang buah hati untuk memberikan pemberian
Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif, Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) dan asupan gizi yang baik.
Pertama, maksimalkan pemberian ASI eksklusif hingga buah hati mencapai usia 6 bulan. Berikan makanan bergizi. Makanan sehat tidak perlu mahal. Murah tapi menyehatkan
sangat mudah untuk dilakukan dan didapatkan. Misalnya pada saat tepat usia 6
bulan. Sang ibu bisa memberikan bubur dari tepung merah, tepung kacang hijau yang
diolah dan dicampur dengan ASI. Di siang hari diberikan sayuran serta buah
buahan sebagai perkenalan makanan kepada bayi dengan intensitas pemberian makan
disesuaikan dengan tahapan usia buah hati.
Memasuki usia 9 bulan, anak sudah bisa diberikan tim
oleh sang ibu. Pemberian tim ini juga diharapkan bisa bervariatif dari hari ke
hari. Semakin variatif makanan yang diberikan, anak semakin mengenal berbagai
macam hal warna serta rasa. Ini bisa mengantisipasi anak agar tidak pilih pilih
makanan di kemudian hari.
Kedua, makanan variatif tadi baiknya dibuatkan jadwal
menu untuk setiap minggunya. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan sang ibu
untuk membuat dan belanja menu makanan untuk siap dihidangkan pada sang buah
hati. Misalnya pembuatan nasi tim yang diblender dengan macam sayuran dan
proteinnya.
Ketiga, Memasuki usia satu tahun, karena sang anak
sudah mengenal berbagai macam hal makanan, seorang ibu harus kreatif dalam
membuat cemilan sehat untuk anak. Ini dilakukan agar anak terbiasa dan nyaman
dengan masakan ibunya di rumah sehingga anak tidak melulu untuk jajan ke
warung. Jajanan sehat mungkin tidak jadi persoalan. Namun ketika yang terjadi
anak sering jajan diluar yang tidak sehat, maka resiko anak tertular dan mudah
sakit akan terjadi. Kreatifitas yang bisa dilakukan misalnya dengan membuat
bento, membuat nugget, pudding, salad sayur, salad buah , abon yang terbuat dari ikan dan sebagainya.
Keempat, mengkampanyekan pola makan sehat seperti yang
telah diutarakan tersebut kepada ibu –ibu lainnya agar mereka mampu melakukan
hal yang sama. Sampel beberapa makanan sehat yang telah dibuat, diberikan
kepada ibu ibu yang memiliki balita agar juga tertarik membuat hal yang sama
atau bisa dengan kreatifitas yang lain. Hal ini pun bisa dilakukan oleh ibu ibu
PKK untuk membuat MP ASI yang sehat, dan dibagikan pada saat posyandu berlangsung. Tujuannya agar balita yang datang ke posyandu
bisa mendapatkan pemenuhan gizi yang cukup dan menjadi kebiasaan untuk
mengkonsumsi makanan bergizi.
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda