Minggu, 04 November 2018

#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda

Pola Makan Sehat : Upaya Memutus Mata Rantai  Stunting
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda
Oleh : Neni Nur Hayati
Aktivis Nasyiatul Aisyiyah
diunduh pada 5 November 2018
Periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai sejak 270 hari dalam kandungan hingga 730 hari sejak si kecil lahir menjadi hal sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Dimana masa ini dijadikan sebagai penentu kualitas generasi yang akan datang dan terhindar dari masalah kekurangan gizi kronis pada anak balita (stunting).

Di 1000 hari pertama kehidupan akan sangat erat kaitannya dengan pola asuh, pola makan dan sanitasi yang dilakukan oleh para orang tua. Karena bila tiga komponen ini tak terpenuhi dengan baik, akan sangat membahayakan proses selama masa kehamilan dan menganggu tumbuh kembang janin. Bahkan bisa beresiko melahirkan bayi prematur dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)  hingga kematian atau gangguan pertumbuhan pasca lahir.

Penyebab lain masalah gizi kronis adalah pernikahan usia dini (di bawah 18 tahun). Perempuan yang menikah di usia muda serta remaja putri yang sering mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah juga berpotensi melahirkan bayi stunting. Oleh karenanya, menghindari pernikahan usia dini sudah menjadi tugas bersama.
Sebagai seorang ibu tentunya ingin memberikan segala yang terbaik untuk calon buah hati. Momen emas tumbuh kembang janin yang dimulai sejak calon ibu dinyatakan hamil tentu tidak boleh disia - siakan. Agar proses trisemester pertama, kedua dan ketiga dapat dilalui dengan baik, maka tentunya segala hal persiapan dan pemahaman harus dipersiapkan secara matang. Mulai dari pemilihan tenaga medis sampai persiapan tempat persalinan.

Pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi janin, asupan nutrisi dan berat badan bayi adalah hal yang wajib untuk dilakukan agar bisa terpantau kesehatan janin juga ibu hamil dari masa ke masa. Kondisi janin akan dikatakan baik dan sehat apabila ibu hamil makan makanan bergizi, meminum vitamin dan tablet penambah darah yang diberikan tenaga medis, melakukan imunisasi serta menghindari gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi alcohol, minum obat – obatan tanpa resep dokter serta menghindari makanan mentah (Richard, 2018). Tak lupa, melakukan olahraga yang rutin dengan intensitas ringan juga baik dilakukan selama kehamilan diantaranya jalan santai dan pernatal yoga.

Namun, ibu hamil juga patut waspada pada bahaya kehamilan misalnya ketuban pecah dini, pendarahan selama hamil, mengalami kejang, dan lain – lain. Faktor yang bisa menjadi bahaya kehamilan bisa dihindari sejak dini dengan melakukan kebiasaan yang baik dan selalu melakukan konsultasi dengan tenaga medis. Pilih juga tempat persalinan yang memiliki fasilitas lengkap agar ketika ada hal yang dianggap membahayakan bisa ditangani dengan cepat untuk keselamatan ibu dan bayi.


Pola Makan yang Sehat
Pasca melahirkan, sebagai seorang ibu tentunya akan berupaya semaksimal mungkin kepada sang buah hati untuk memberikan pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif, Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dan asupan gizi yang baik.

Pertama, maksimalkan pemberian ASI eksklusif hingga buah hati mencapai usia 6 bulan. Berikan makanan bergizi. Makanan sehat tidak perlu mahal. Murah tapi menyehatkan sangat mudah untuk dilakukan dan didapatkan. Misalnya pada saat tepat usia 6 bulan. Sang ibu bisa memberikan bubur dari tepung merah, tepung kacang hijau yang diolah dan dicampur dengan ASI. Di siang hari diberikan sayuran serta buah buahan sebagai perkenalan makanan kepada bayi dengan intensitas pemberian makan disesuaikan dengan tahapan usia buah hati.

Memasuki usia 9 bulan, anak sudah bisa diberikan tim oleh sang ibu. Pemberian tim ini juga diharapkan bisa bervariatif dari hari ke hari. Semakin variatif makanan yang diberikan, anak semakin mengenal berbagai macam hal warna serta rasa. Ini bisa mengantisipasi anak agar tidak pilih pilih makanan di kemudian hari.

Kedua, makanan variatif tadi baiknya dibuatkan jadwal menu untuk setiap minggunya. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan sang ibu untuk membuat dan belanja menu makanan untuk siap dihidangkan pada sang buah hati. Misalnya pembuatan nasi tim yang diblender dengan macam sayuran dan proteinnya.

Ketiga, Memasuki usia satu tahun, karena sang anak sudah mengenal berbagai macam hal makanan, seorang ibu harus kreatif dalam membuat cemilan sehat untuk anak. Ini dilakukan agar anak terbiasa dan nyaman dengan masakan ibunya di rumah sehingga anak tidak melulu untuk jajan ke warung. Jajanan sehat mungkin tidak jadi persoalan. Namun ketika yang terjadi anak sering jajan diluar yang tidak sehat, maka resiko anak tertular dan mudah sakit akan terjadi. Kreatifitas yang bisa dilakukan misalnya dengan membuat bento, membuat nugget, pudding, salad sayur, salad buah , abon yang terbuat dari ikan dan sebagainya.

Keempat, mengkampanyekan pola makan sehat seperti yang telah diutarakan tersebut kepada ibu –ibu lainnya agar mereka mampu melakukan hal yang sama. Sampel beberapa makanan sehat yang telah dibuat, diberikan kepada ibu ibu yang memiliki balita agar juga tertarik membuat hal yang sama atau bisa dengan kreatifitas yang lain. Hal ini pun bisa dilakukan oleh ibu ibu PKK untuk membuat MP ASI yang sehat, dan dibagikan pada saat posyandu berlangsung.  Tujuannya agar balita yang datang ke posyandu bisa mendapatkan pemenuhan gizi yang cukup dan menjadi kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar