Minggu, 04 November 2018

#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda

Pola Makan Sehat : Upaya Memutus Mata Rantai  Stunting
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda
Oleh : Neni Nur Hayati
Aktivis Nasyiatul Aisyiyah
diunduh pada 5 November 2018
Periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai sejak 270 hari dalam kandungan hingga 730 hari sejak si kecil lahir menjadi hal sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Dimana masa ini dijadikan sebagai penentu kualitas generasi yang akan datang dan terhindar dari masalah kekurangan gizi kronis pada anak balita (stunting).

Di 1000 hari pertama kehidupan akan sangat erat kaitannya dengan pola asuh, pola makan dan sanitasi yang dilakukan oleh para orang tua. Karena bila tiga komponen ini tak terpenuhi dengan baik, akan sangat membahayakan proses selama masa kehamilan dan menganggu tumbuh kembang janin. Bahkan bisa beresiko melahirkan bayi prematur dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)  hingga kematian atau gangguan pertumbuhan pasca lahir.

Penyebab lain masalah gizi kronis adalah pernikahan usia dini (di bawah 18 tahun). Perempuan yang menikah di usia muda serta remaja putri yang sering mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah juga berpotensi melahirkan bayi stunting. Oleh karenanya, menghindari pernikahan usia dini sudah menjadi tugas bersama.
Sebagai seorang ibu tentunya ingin memberikan segala yang terbaik untuk calon buah hati. Momen emas tumbuh kembang janin yang dimulai sejak calon ibu dinyatakan hamil tentu tidak boleh disia - siakan. Agar proses trisemester pertama, kedua dan ketiga dapat dilalui dengan baik, maka tentunya segala hal persiapan dan pemahaman harus dipersiapkan secara matang. Mulai dari pemilihan tenaga medis sampai persiapan tempat persalinan.

Pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi janin, asupan nutrisi dan berat badan bayi adalah hal yang wajib untuk dilakukan agar bisa terpantau kesehatan janin juga ibu hamil dari masa ke masa. Kondisi janin akan dikatakan baik dan sehat apabila ibu hamil makan makanan bergizi, meminum vitamin dan tablet penambah darah yang diberikan tenaga medis, melakukan imunisasi serta menghindari gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi alcohol, minum obat – obatan tanpa resep dokter serta menghindari makanan mentah (Richard, 2018). Tak lupa, melakukan olahraga yang rutin dengan intensitas ringan juga baik dilakukan selama kehamilan diantaranya jalan santai dan pernatal yoga.

Namun, ibu hamil juga patut waspada pada bahaya kehamilan misalnya ketuban pecah dini, pendarahan selama hamil, mengalami kejang, dan lain – lain. Faktor yang bisa menjadi bahaya kehamilan bisa dihindari sejak dini dengan melakukan kebiasaan yang baik dan selalu melakukan konsultasi dengan tenaga medis. Pilih juga tempat persalinan yang memiliki fasilitas lengkap agar ketika ada hal yang dianggap membahayakan bisa ditangani dengan cepat untuk keselamatan ibu dan bayi.


Pola Makan yang Sehat
Pasca melahirkan, sebagai seorang ibu tentunya akan berupaya semaksimal mungkin kepada sang buah hati untuk memberikan pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif, Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dan asupan gizi yang baik.

Pertama, maksimalkan pemberian ASI eksklusif hingga buah hati mencapai usia 6 bulan. Berikan makanan bergizi. Makanan sehat tidak perlu mahal. Murah tapi menyehatkan sangat mudah untuk dilakukan dan didapatkan. Misalnya pada saat tepat usia 6 bulan. Sang ibu bisa memberikan bubur dari tepung merah, tepung kacang hijau yang diolah dan dicampur dengan ASI. Di siang hari diberikan sayuran serta buah buahan sebagai perkenalan makanan kepada bayi dengan intensitas pemberian makan disesuaikan dengan tahapan usia buah hati.

Memasuki usia 9 bulan, anak sudah bisa diberikan tim oleh sang ibu. Pemberian tim ini juga diharapkan bisa bervariatif dari hari ke hari. Semakin variatif makanan yang diberikan, anak semakin mengenal berbagai macam hal warna serta rasa. Ini bisa mengantisipasi anak agar tidak pilih pilih makanan di kemudian hari.

Kedua, makanan variatif tadi baiknya dibuatkan jadwal menu untuk setiap minggunya. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan sang ibu untuk membuat dan belanja menu makanan untuk siap dihidangkan pada sang buah hati. Misalnya pembuatan nasi tim yang diblender dengan macam sayuran dan proteinnya.

Ketiga, Memasuki usia satu tahun, karena sang anak sudah mengenal berbagai macam hal makanan, seorang ibu harus kreatif dalam membuat cemilan sehat untuk anak. Ini dilakukan agar anak terbiasa dan nyaman dengan masakan ibunya di rumah sehingga anak tidak melulu untuk jajan ke warung. Jajanan sehat mungkin tidak jadi persoalan. Namun ketika yang terjadi anak sering jajan diluar yang tidak sehat, maka resiko anak tertular dan mudah sakit akan terjadi. Kreatifitas yang bisa dilakukan misalnya dengan membuat bento, membuat nugget, pudding, salad sayur, salad buah , abon yang terbuat dari ikan dan sebagainya.

Keempat, mengkampanyekan pola makan sehat seperti yang telah diutarakan tersebut kepada ibu –ibu lainnya agar mereka mampu melakukan hal yang sama. Sampel beberapa makanan sehat yang telah dibuat, diberikan kepada ibu ibu yang memiliki balita agar juga tertarik membuat hal yang sama atau bisa dengan kreatifitas yang lain. Hal ini pun bisa dilakukan oleh ibu ibu PKK untuk membuat MP ASI yang sehat, dan dibagikan pada saat posyandu berlangsung.  Tujuannya agar balita yang datang ke posyandu bisa mendapatkan pemenuhan gizi yang cukup dan menjadi kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
#1000HariTerbaik dan #1000HariPertamaAnanda


Rabu, 05 Juli 2017

JANGAN SEPELEKAN RADANG TENGGOROKAN PADA ANAK

Tepat tujuh hari pasca Idul Fitri 1438 H, anak kedua saya, baby ar mengalami demam yang sangat tinggi. Demam diketahui saat dia tertidur menjelang shubuh. Kemudian diterm, suhunya 38,8 terus naik sampai 39. Paginya, saya berikan obat pereda demam sanmol drop. Tapi demam tak kunjung reda, bahkan semakin naik. Tentu saja hati ini semakin gelisah tak karuan, dalam hati sudah penuh dengan pertanyaan yang tak bisa di ungkapkan. Memunculkan praduga dan prakira yang terjadi padanya.

Hingga akhirnya, tengah malam saya sempat melarikan diri ke UGD Klinik karena demamnya sudah mencapai 39,8. Kondisi anaknya saat itu sangat ceria, asupan makanan dan minuman seperti orang sehat. Apalagi minum susu selalu habis dan minta lagi minta lagi. Untung saja di UGD, ada dokter umum yang bisa on call jadi saat itu juga bisa mengecek kondisi anak saya. Seluruh organ diperiksa, pencernaaan, usus, lambung nyaris tak ada yang bermasalah. Ini hanya demam biasa. Mungkin bisa karena virus atau bakteri. Bisa saja anak mau flu karena bersin bersin terus. Tapi pikirku masa flu demamnya tinggi sekali. Tak pernah aku mengalami hal seperti ini sebelumnya. Akhirnya, dokter pun hanya memberikan obat flu yang mengandung pereda demam dam antibiotik. Khawatir demamnya ada pengaruh juga dari bakteri.

Sepulang dari UGD, demamnya masih tinggi tapi masih dalam batas skala yang mendekati normal 38,5. Sulit sekali anak ini saya kompres, karena aktif sekali dan lari lari. Istirahat pun harus saya paksa. Saat malam hari demam sempat sampai 40,5. Ini anak sangat kuat, kalau tidak kuat dengan demam tinggi anak bisa saja sampai kejang.

Keesokan harinya demam masih saja tak kunjung reda walau sudah diberi obat dari dokter, akhirnya kuputuskan untuk dibawa ke spesialis anak karena penasaran penyakit apa yang diderita oleh anak saya. Dokter anak menyampaikan bahwa anak saya terkena faringitis atau yang lebih kita kenal dengan radang tenggorokan. Dokter tak memberikan resep apapun, cukup dengan diteruskan obat dari dokter umum. Lega sekali rasanya hati, artinya tak ada sesuatu yang membahayakan.

Demam cukup reda dihari kedua tidak sampai 40 paling tinggi 39. Terus saja, dia makan dan minum saat demam jadi alhamdulillah tidak sampai dehidrasi. Malahan demam sudah mulai terus menurun sampai akhirnya kupikir ini akan sembuh dihari ketiga.

Hari ketiga sama sekali tak ada demam tinggi, cukup ku kasih madu tanpa obat pereda demam. Tapi menjelang malam hari, anakku panas lagi walau diterm hanya 38,2 paling tinggi. Dikonsultasikan dengan dokter, harus dilakukan pemeriksaan darah rutin khawatir ada DBD.

Hari keempat ku bawa ke lab untuk diperiksa darah dan hasilnya semua normal. Analisaku sih, hanya leukosit yang hampir mendekati batas ambang bawah. Dalam artian jumlah leukosit mendekati rendah dari jumlah yang seharusnya. Tapi katanya tak masalah. Ini sudah dipastikan hasil lab menunjukkan infeksi disebabkan oleh bakteri. Setelah kembali kontrol dengan dokter anak, akhirnya anakku mulai membaik dengan suhu tubuh paling tinggi 37,7.

Saya jadi ingat saat dulu masih sekolah sempat demam tinggi selamaa seminggu. Ternyata diagnosa dokter saya terkena faringitistonsil. Ya radang tenggorokan ya amandel bengkak. Cukup sudah penderitaan yang kualami..hik hiks lebay bangeeet ya.

Hari kelima alhamdulillah demam reda sudah 36,5. Semiga tak naik lagi. Dari berbagai macam pengalaman yang didiskusikan oleh teman, ternyata penyakit radang twnggorokan ini memang bukanlah hal yang spele. Karena demamnya akan lama dan tinggi. Maka tak heran jika kudapati anak yang dirawat dengan penyebab radang tenggorokan. Apa pencetusnya?bisa dari makanan dan rerutama daya tahan tubuh sedang lemah sehingga bakteri dan virus mudah masuk kedlaam tubuh.

Kamis, 15 Juni 2017

Anak Anda Terkena Flu Singapur? Tak Perlu Panik


HFMD (Hand, Foot and Mouth Disease) atau yang kita dengan flu singapur adalah infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya menyerang anak balita, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dewasa pun bisa terserang jika kondisi daya tahan tubuhnya sedang lemah. Virus ini muncul pada saat perubahan cuaca.

Saya akan sedikit menceritakan dan berbagi pengalaman tentang anak saya yang dua duanya pernah terjangkit virus ini. Anak pertama saya, dulu mengalami flu singapur pada usia 11 bulan, sekarang sudah 4 tahun. Sudah sekitar tiga tahun yang lalu melaluinya. Awalnya anak saya tidak nafsu makan, ternyata paginya anak saya demam. Kemudian, saya cek dengan menggunakan termometer suhunya cukup tinggi 38,6. Sambil nunggu praktek doktr anak di klinik, saya berikan obat penurun panas. Siangnya kulihat di tangan anakku itu ada bintik kecil menyerupai cacar. Kukira anakku kena cacar, setelah diperiksa doktr anak ternyata anakku didiagnosis flu singapur.

Sediiih rasanya, ko bisa ya penyakit flu singapur ada di Singaparna. Hehehe..
Cek lab ya bu, khawatir trombosit atau leukositnya tidak stabil "ujar dsa itu sambil menuliskan resep dan pengantar ke lab. Dengan rasa kasian lihat anak harus dimasukin jarum untuk diambil darah, dan ternyata hasilnya leukosit anakku tinggi. Saat itupun dsa merujuk untuk anakku dirawat di sebuah RS Swasta.

Pergilah kita ke RS yang dimaksud. Melihat anak harus dinfus dan diberikan antibiotik disitu saya merasa aneh. Anak kena virus, makan masih masuk tapi kenapa harus dirujuk ke RS dan diberikan antibiotik. Bukankah pemberian antibiotik itu kurang tepat jika sudah diketahui diagnosis anak terkena virus. Persoalan leukosit anak tinggi itu pasti karena jika anak sedang terkena infeksi secara otomatis leukositnya pasti tinggi.

Dua hari menginap di RS dan esoknya dibolehkan pulang karena sudah membaik dan leukositnya kembali normal. Alhamdulillah wa syukurillah bisa kembali ke rumah walaupun tetap dr RS dibekali segudang obat obatan untuk dikonsumsi anak. Ah, aku tak kasih obatnya secara sempurna karena anafsu makan anak sudah cukup baik dan bintik mulai menghilang.

Hal yang sama terjadi pada anakku yang kedua, anakku yang kedua terkena flu singapur usia 1 tahun. Ini lebih parah, karena tak masuk makanan sementara demamnya cukup tinggi sampai 39,5. Dokter anak semua tidak praktek karena hari libur. Tapi saya tetap coba berikan asi dan obat pereda demam. Asi pun dia tolak karena ada bintik di lidahnya. Kemudian ku cek dikaki ada bintik merah seperti cacar juga. Akhirnya aku berdiagnosis sendiri sepertinya ini anak flu singapur..hahaha..ku kasih madu walaupun tak masuk makan dan minum yang banyak dengan memakai sendok. Bintik dilidah saya olesi dengan kenalog yang kubeli dari apotik. Aku tak panik walaupun sebetulnya khawatir dengan panasnya yang cukup tinggi. Dengan kesabaran esoknya anakku tak demam lagi alhamdulillah walau seharian rewel tak mau makan, minum pun dipaksakan. Karena bintik merah masih ada akhirnya ku pergi ke dokter anak.

Dokter yang satu ini sangat rasional, saya suka. Jika anak tidak terkena bakteri, dia enggan untuk memberikan antibiotik. Bahkan seringkali kita pulang tak membawa obat, hanya konsultasi saja. Hehehe. Akhirnya no urut antrianku terpanggil.
Al razi, mangga lebet bu (silahkan masuk) "ucap seorang petugas klinik sambil memberikan kertas pendaftaran.
Kumasuki ruangan itu dan dokter pun bertanya "karaos naon putrana (apa yang dirasakan anaknya?)
Dok, sepertinya anak saya flu singapur karena ada bintik di kaki, mulut dan tangan "ucapku sambil so tau memaparkan diagnosanya. Setelah dicek ternyata...taraaaaaaa diagnosaku benar anakku terkena HFMD tapi sudah sembuh. Tak perlu cek lab apalagi dirawat dengan seperti kakaknya.

Betul apa kata pepatah, pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Begitulah yang terjadi padaku, tak perlu panik semua insya allah jika dijalani dengan ikhlas dan kesabaran Allah pasti akan memberikan kesembuhan. Setelah eksplor seluruh dokter anak di Tasikmalaya, akhirnya saya pun menemukan sosok dokter anak yang rasional. Tidak memberikan sedikit sedikit obat, sedikit sedikit antibiotik. Semua sesuai dengan diagnosa penyakit.

Sudah begitu dulu ceritanya ya, semoga bermanfaat.

KEBERHASILAN PENGAWASAN PARTISIPATIF PADA PILKADA KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2017
Oleh :
Neni Nur Hayati

Pemilihan Umum Kepala Daerah merupakan proses demokrasi yang bukan hanya milik penyelenggara pemilu saja tetapi milik seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Pemilihan Umum Kepala Daerah yang demokratis, jujur dan adil  juga sarana untuk mewujudkan pemerintahan yang baik. Akan tetapi, berdasarkan fakta di lapangan, untuk mewujudkan pelaksanaan Pemilu yang berkualitas dan berintegritas memiliki tantangan yang cukup besar. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut  diperlukan adanya partisipasi masyarakat seluas luasnya. Karena tidak dapat dipungkiri keterlibatan masyarakat dalam menentukan dan memilih pemimpinnya merupakan salah satu indikator berjalannya demokrasi.

Untuk menjamin penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah  berjalan sesuai dengan peraturan perundang – undangan, diperlukan adanya pengawasan yang bertugas mengawasi seluruh tahapan pemilukada sebagaimana diamanatkan oleh UU No.15 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu yang dimana mengalami pergeseran orientasi pengawasan dari penindakan pelanggaran ke arah pencegahan, maka indikator keberhasilan pengawasan tidak ditentukan oleh berapa banyak temuan dan laporan pelanggaran di lapangan, melainkan langkah pencegahan yang dilakukan oleh pengawas pemilu. Oleh karenanya, pengawasan partisipatif menjadi indikator dalam mewujudkan pergeseran orientasi pencegahan dalam pengawasan.

Menurut Gunawan Suswantoro (2015 : 91) dalam Bukunya yang berjudul Pengawasan Pemilu Partisipatif Gerakan Sejuta Relawan Pengawas, bahwa pengawasan partisipatif merupakan bagian dari partisipasi masyarakat dalam pemilu. Semakin tinggi partisipasi publik dalam peristiwa politik, maka akan semakin ideal demokrasi yang dijalankan.Dengan adanya Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu yang sudah berhasil dilakukan pada Pemilu 2014, masyarakat tidak hanya sebatas ikut berpartisipai menggunakan hak pilihnya di tempat Pemungutan Suara (TPS), akan tetapi juga turut serta mengawasi seluruh tahapan Pilkada.
Pilkada serentak 2017 yang diikuti oleh 101 daerah yang tersebar di 7 Provinsi, 18 Kota dan 76 Kabupaten se-Indonesia pada tanggal 15 Februari 2017 telah selesai digelar. Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota yang masuk pada penyelenggaraan Pilkada serentak 2017  diikuti oleh 3 pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yaitu pasangan R. Dicky Chandra Negara - Denny Romdonny, H.Budi Budiman  - H.Muhammad Yusuf, dan Ir.Dede Sudrajat- dr.Asep Hidayat. Partisipasi pemilih pada Pilkada Kota Tasikmalaya Tahun 2017 tercatat sebesar 81,6% dengan rincian jumlah pemilih 478.200 ( DPT + DPTb), yang menggunakan hak pilih 390.014, sementara partisipasi kaum difabel mencapai 88,3%. Angka ini dinilai cukup tinggi dan memuaskan jika mengukur partisipasi pemilih yang terlibat di dalamnya. Tingkat partisipasi pemilih yang tinggi tersebut, tentunya tidak terlepas dari kerja keras penyelenggara pemilu baik pelaksana KPU maupun pengawas pemilu. Hal ini perlu kiranya untuk diapresiasi karena pelaksanaan pemilu bisa berjalan sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

Berdasarkan pengawasan yang telah dilakukan oleh Pengawas Pemilihan Umum Kota Tasikmalaya, terinventarisasikan sejumlah 12 temuan dan laporan dugaan pelanggaran yang terjadi pada tahapan Pilkada Kota Tasikmalaya tahun 2017 yakni 2 (dua) kasus pada tahapan DPT, 8 (delapan) kasus pada tahapan kampanye dan 2 (dua) kasus pada tahapan masa tenang. Angka temuan dan laporan dugaan pelanggaran pada Pilkada Kota Tasikmalaya Tahun 2017 ini paling rendah dibandingkan dengan dua Kab/Kota lain di Jawa Barat yang mengikuti Pilkada Serentak. Dalam setiap momentum Pilkada, selalu saja ditemukan kecurangan dan pelanggaran yang bersifat administratif, pidana ataupun kode etik termasuk di Kota Tasikmalaya. Akan tetapi, temuan dan laporan dugaan pelanggaran di Kota Tasikmalaya berkurang dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya. Ini menandakan bahwa sosialisasi pengawasan partisipatif yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu sangat efektif untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan. Pengawas pemilu menyadari bahwa adanya keterbatasan jumlah personal pengawas yang formal. Jumlah pengawas pemilu di tingkat Kota tasikmalaya, Kecamatan dan Kelurahan tidaklah sebanding dengan jumlah TPS yang ada. Akibatnya, celah pelanggaran baik yang dilakukan oleh peserta pemilu, Aparatur Sipil Negara maupun penyelenggara pemilu mungkin terjadi. Hal ini dirasakan betul saat mengawasi tahapan kampanye yang dimana pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tasikmalaya lebih banyak blusukan menghadiri undangan pengajian warga dan sosialisasi figur, program, dan gagasan serta ajakan untuk memilih pasangan calon kandidat tertentu seringkali dilakukan di tempat ibadah, khususnya mesjid yang notabene Kota Tasik dijuluki sebagai Kota Santri.
Oleh karena itu, peran pengawasan partisipatif khususnya di Kota Tasikmalaya yang sudah berjalan baik itu dengan pemilih pemula, Ormas, LSM, OKP, ASN, DKM, Kaum difabel dan masyarakat lainnya perlu dipertahankan, karena dengan adanya pengawasan partisipatif berarti masyarakat  turut serta melakukan pengawasan dan mengikuti dinamika politik yang sedang berjalan secara langsung. Terbukti, dengan adanya antusiasme warga saat pengawas pemilu melakukan road show menjelang pemungutan dan penghitungan suara dengan tema besar “ Cegah Politik Uang”. Mereka turut serta melakukan pengawasan menjelang hari H dan melaporkan dugaan pelanggaran money politik yang dilakukan oleh tim kampanye pasangan calon kepada pengawas pemilu sehingga Pilkada Kota Tasikmalaya yang berkualitas dan berintegritas sukses tanpa ekses sesuai dengan harapan.

Rabu, 28 Maret 2012

Harga BBM Naik, IPM Jabar: Pemerintah Lebih Berpihak pada Asing

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Barat menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM dinilai akan sangat menyengsarakan rakyat kelas bawah. 

''Kenaikan BBM bukan solusi yang tepat. Secara tegas, PW Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Barat menolak keras kenaikan harga BBM,'' ujar Ketua Advokasi PW IPM Jawa Barat, Neni Nurhayati dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

PW IPM Jabar memandang kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang dibuat untuk mengurangi subsidi BBM dan menyerahkan harga BBM sesuai harga pasar. ''Hal tersebut sejalan dengan kepentingan Pemodal Internasional dalam mendorong agenda “liberaliasi sector energi (Migas dan Listrik)” di Indonesia. Kebijakan ini ditujukan untuk mendominasi sektor energi nasional dari hulu ke hilir,'' ungkap Neni.

Dalam pernyataan sikapnya, PW IPM Jabar menyatakan menolak kenaikan harga BBM yang merupakan kebijakan liberalisasi, privatisasi, komersialisasi dan korporatisasi sektor energi di Indonesia yang merupakan pelanggaran konstitusi (UUD 1945) dan tidak berpihak kepada rakyat.

''Mendesak Pemerintah melakukan renegosiasi kontrak-kontrak Migas yang merugikan perekonomian Nasional,'' cetus Neni. PW PIM Jabar juga mendesak pemerintah melakukan renegosiasi penghapusan/pengurangan pembayaran utang luar negeri dengan pihak kreditor bilateral dan multilateral.

IPM Jabar juga mendesak Pemerintah dan DPR melakukan efisiensi belanja negara untuk kebutuhan birokrasi dalam APBN. ''Mendesak Pemerintah dan DPR melakukan revisi UU Migas dan UU Energi agar sesuai dengan Konstitusi. Maksimalkan penggunaan energi yang merakyat, murah dan massal seperti tenaga air, angin, matahari, gelombang laut, biogas, dan lain-lainnya.''
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: siaran pers
Diambil dari : Republika

Meskipun BBM Naik, IPM Jawa Barat Menolak Tegas!


Kemarin, hari Selasa (27/03), aksi besar-besaran Mahasiswa di setiap daerah seolah menyisakan teriakan “tanpa hasil”. Rencana Pemerintah untuk menaikkan harga BBM pun tak dapat dihalangi. Yang jelas, keputusan pemerintah itu — lepas dari gejolak rakyat — berjalan dengan penuh keyakinan: BBM dinaikkan. Saya tidak bisa menahan diri dengan imbas yang akan diperoleh “wong cilik” di kampung saya, dengan ikut naiknya harga kebutuhan pokok meskipun mereka tidak pernah menggunakan BBM. Karena itu, selepas istirahat untuk melepas kelelahan, saya mendapatkan SMS dari Neni Nur Hayati, Ketua Advokasi Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Barat.
Ia mengirimkan press release tentang sikap PW IPM Jawa Barat atas rencana pemerintah menaikkan BBM. Di negeri demokrasi, sejatinya kebijakan pemerintah lebih pro pada rakyat; bukan pada kepentingan pihak asing. “Penolakan ini murni suara rakyat Indonesia, bahkan pada hari Selasa di seluruh nusantara menggelar aksi penolakan kenaikan BBM. Kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang dibuat untuk mengurangi subsidi BBM dan menyerahkan harga BBM sesuai harga pasar. Hal tersebut sejalan dengan kepentingan Pemodal Internasional dalam mendorong agenda “liberaliasi sektor energi (Migas dan Listrik)” di Indonesia. Kebijakan ini ditujukan untuk mendominasi sektor energi nasional dari hulu ke hilir.” Tulisnya dalam press release diJEJARINGKU.com.
Neni Nur Hayati, menjelaskan bahwa kenaikan BBM ini, dicurigai diselusupi aktor intelektual yang menghamba pada pihak asing. “Aktor internasional yang terlibat dalam kebijakan ini adalah IMF, Bank Dunia, Asian Development Bank, dan USAID melalui pemberian skema hibah dan utang. Liberalisasi sektor energi salahsatunya menghasilkan regulasi baru di sektor Migas yaitu UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas. Pemberlakuan harga BBM sesuai dengan harga pasar menjadi syarat penting bagi kelangsungan industri Migas asing di sektor hilir.” Ujarnya yakin.
Karena itulah, PW IPM Jawa Barat, sebagai organisasi pelajar Muhammadiyah, menolak dengan tegas kenaikan BBM itu. Kendati kebijakan pemerintah tidak dapat dipengaruhi, dalam kerangka demokratisasi “aksi penolakan” dari organisasi Pelajar, memang sebagai wujud pembelajaran untuk mempraktikkan prinsip-prinsip demokrasi. Usaha minyak dan Gas Bumi di negeri ini, seperti direlease Bidang Advokasi IPM Jawa Barat, ialah “lahan basah” yang dikerubuti perusahaan-perusahaan asing. Tak heran jika pemerintah menerbitkan Peraturan untuk melegalisasinya secara konstitusional.
“Tahun 2004, setelah terbit Peraturan Pemerintah No. 36/2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, sebanyak 105 perusahaan sudah mendapat izin untuk masuk di sektor hilir migas, termasuk membuka stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU). Artinya, skenario untuk segera membawa harga BBM pada harga pasar sangat terkait dengan kepentingan beberapa perusahaan migas asing, termasuk dari Amerika. Perusahaan tersebut antara lain adalah perusahaan migas raksasa seperti British Petrolium (Amerika-Inggris), Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco (Amerika).” Pungkasnya.
Realitas seperti itulah yang menentukan sikap PW IPM Jawa Barat merelease sikap mereka terhadap kebijakan pemerintah. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar tujuh tuntutan yang dikeluarkan PW IPM Jawa Barat kepada Pemerintah, yang dapat dibaca di JEJARINGKU.com.

Diambil dari : Kompasiana

Rabu, 30 November 2011

IPM: Perketat Pengawasan Ujian Nasional


REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Barat mendesak agar pemerintah meningkatkan  pengawasan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2012.  Menurut Ketua Advokasi Pimpinan Wilayah IPM Jawa Barat, Neni Nur Hayati, pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk menghindari terjadinya kecurangan, baik dari pihak sekolah maupun siswa.

“Pengawasan adalah tindakan yang efektif guna meminimalisir kecurangan, baik di sekolah maupun di luar,'' ungkap Neni dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (10/3). UN 2012 rencananya akan digelar pada 16 – 19 April mendatang. 

Menurut dia, penyelenggaraan UN kerap diwarnai kecurangan. Banyak sekolah yang diduga melakukan kecurangan demi menjaga citra sekolahnya. IPM Jawa Barat menegaskan semua sekolah harus menerapkan praktik kejujuran dalam UN. ''Praktik kejujuran harus dimulai dari sekolah sebagai basis utama pendidikan,'' tutur Neni.
 
Pihaknya mengimbau  pihak sekolah yang menjadi pelaksana UN tahun ini agar benar–benar bersikap jujur dan transparan. Pihak sekolah juga diminta tidak melakukan pungutan kepada siswa dalam bentuk apapun, termasuk ketika pengambilan  Surat Tanda Tamat Belajar ( STTB) maupun legalisir ijazah.
 
''Kami merasa khawatir persoalan pungutan ini masih tetap terjadi, terutama terhadap legalisir, meskipun pemerintah melalui Dinas Pendidikan sendiri secara tegas telah menyatakan pihak sekolah dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun terhadap siswa terkait UN, karena segala biaya sudah ditanggung oleh negara,'' ungkapnya.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: siaran pers
Diambil dari : Republika